Pengendalian Bahaya Fisik Pada Pekerjaan Tenaga Kesehatan Gigi Serta Status Penyakit Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Krueng Barona Jaya
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya fisik yang dapat terjadi pada tenaga kesehatan gigi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.Populasi pada penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan dan perawatan di poli gigi. Penelitian ini meggunakan 344 sampel penelitian dengan rentang 2 - >44 tahun dan 6 orang tenaga kesehatan gigi (2 dokter gigi dan 4 orang perawat gigi). Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Puskesmas Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar bulan Januari – Juni tahun 2022 dan seluruh tenaga kesehatan gigi. Analisis data pada penelitian ini mengguanakan teknik menghitung nilai proporsi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengendalian bahaya fisik dari 6 orang tenaga kesehatan gigi yaitu 6 orang memakai masker, sarung tangan disaat tindakan pemeriksaan dan perawatan pada pasien sedangkan kacamata (googles) dan gaun hanya 2 orang tenaga kesehatan gigi yang menggunakan.Proporsi gambaran pemeriksaan penyakit gigi dan mulut dari sepuluh jenis pemeriksaan yang memiliki proporsi tertinggi adalah penyakit pulpa 90 pasien (39%). Dari enam jenis perawatanyang memiliki proporsi tertinggi adalah pencabutan gigi tetap/permanen 54 pasien (48,3%).
Kata kunci : Pengendalian, Bahaya Fisik, Tenaga Kesehatan, Penyakit Gigi dan Mulut
Full Text:
PDFReferences
Aliya AM, Kamizar, Usman M. (2014). Distribusi Penyakit Periapikal berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Tahun 2009-2013. Universitas Indonesia.
Adnyani, N.P., Artawa, I.M.B. (2016). Pengaruh Penyakit Gigi Dan Mulut Terhadap Halitosis. Jurnal Kesehatan Gigi. 4(1): 24-28.
Andriani, E. (2010). Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja di Unit Ammonium Sulfat II PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur Program. Laporan Ilmiah. Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ashton, I., Gill, S.F. (2000). Monitoring for health hazards at work, 3rd edn. Blackwell Science, Oxford, pp 33–185.
Baig, N.N., Aleem, S.A. (2016). Occupational Hazards Among Dental Surgeons in Karachi. J Coll Physicians Surg Pak. 26(4): 320-2.
Canadian Centre for Occupational and Safety (CCOHS, 2022). Physical hazard. Online, diakses pada 08 Oktober 2022. Tersedia di: https://www.ccohs.ca/topics/hazards/physical/.
El-Sallamy, R.M., Kabbash, I.A., El-Fatah, S.A., El-Fek, A. (2017). Physical hazard safety awareness among healthcare workers in Tanta university hospitals, Egypt. Environmental Science and Pollution Research. 25:30826–30838.
Gould, J.M. 2019. Dental Abscess. Medscape. Online, diakses pada 07 Oktober 2022. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/909373.
Juliatri. 2020. Pengendalian Bahaya Fisik pada Pekerjaan Dokter Gigi. Jurnal e-Gigi (eG). 8(1): 34-43.
Kristina, D. 2003. Pengaruh Komunikasi Terapiutik terhadap Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien. Majalah Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional III, Surabaya: 354-58.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi.
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja.
Peraturan Menaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Puspitasari, A.M. Ratnawati, D.E., Widodo, A.W. (2018). Klasifikasi Penyakit Gigi dan Mulut Menggunakan Metode Support Vector Machine. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 02(2): 802-810.
Rahmadhany P. (2015). Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nekrosis Pulpa dengan Abses Periapikal. Universitas Sebelas Maret.
Rehman K, Khan H, Ali SS. (2009). Frequency of Class II Type Carious Lesions in First Permanent Molars and Their Association with Pulp. Pakistan Oral Dent J. 29 (November): 119–22.
Ramli, S. (2010). Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. 124 p.
Sariyem, Sutomo B, Varianti F. (2018). The Causal Factors Of Periapical and Pulp Disease Among Senior Community Of Kagok Community Health Center Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 5(1): 52-60.
Sucipto, C.D. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Utami I.D, Pramanik F, Epsilawati L. (2019). Proporsi gambaran radiografis lesi periapikal gigi nekrosis pada radiograf periapikal. Padjadjaran J Dent Res Student, 3(1): 64-69.
Vodanović, M., Sović, S., Galić I. (2016). Occupational Health Problems Among Dentists in Croatia. Acta Stomatol Croat. 50(4): 310-20.
Wei LX, How F, Min P, Zafri S, Syed B, Khaw E, dkk. (2018). Radiographic Assessment of Apical Root Resorption in Inflammatory Periapical Pathologies. J Indian Acad Oral Med Radiol, 30(2): 132–6.
Refbacks
- There are currently no refbacks.